This is default featured slide 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

Kamis, 01 Januari 2015



HUKUM KEPLER
Paper halaqoh disajikan pada tanggal 24 Maret 2014

Pengasuh:
Prof. Dr. Kyai H.Achmad Mudlor, SH

Oleh:
Yuyun Fathrotin
Jurusan Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Malang




Halaqoh Ilmiah
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
Maret 2014

A. PENDAHULUAN
Astronomi ialah cabang ilmu alam yang melibatkan pengamatan benda-benda langit (seperti halnya bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang, atau galaksi) serta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer bumi. Ilmu ini secara pokok mempelajari pelbagai sisi dari benda-benda langit, seperti asal-usul, sifat fisika/kimia, meteorologi, dan gerak serta bagaimana pengetahuan akan benda-benda tersebut menjelaskan pembentukan dan perkembangan alam semesta. Cukup banyak cabang-cabang ilmu yang pernah turut disertakan sebagai bagian dari astronomi, dan apabila diperhatikan, sifat cabang-cabang ini sangat beragam: dari astrometri, pelayaran berbasis angkasa, astronomi observasional, sampai dengan penyusunan kalender dan astrologi.
Pada abad ke-20, astronomi profesional terbagi menjadi dua cabang: astronomi observasional dan astronomi teoretis. Yang pertama melibatkan pengumpulan data dari pengamatan atas benda-benda langit, yang kemudian akan dianalisis menggunakan prinsip-prinsip dasar fisika. Yang kedua terpusat pada upaya pengembangan model-model komputer/analitis guna menjelaskan sifat-sifat benda-benda langit serta fenomena-fenomena alam lainnya.
Johannes Kepler (27 Desember 1571 – 15 November 1630), seorang tokoh penting dalam revolusi ilmiah, astronom Jerman, matematikawan dan astrolog. Dia paling dikenal melalui hukum gerakan planetnya. Dia kadang dirujuk sebagai "astrofisikawan teoretikal pertama". Johannes Kepler lahir pada tahun 1571 di Weil der Stadt, Jerman. Dia mendapatkan beasiswa untuk belajar teologi di Universitas Tuubingen. Kepler juga memperoleh gelar sarjana muda tahun 1588 dan gelar sarjana penuh tiga tahun kemudian Pada tahun 1593, Kepler menjadi guru. Dalam usia 25 tahun, Kepler menerbitkan bukunya yang berjudul The Cosmic Mystery (1596) dalam bahasa Latin. Dengan karyanya ini, Kepler menjadi ilmuwan terkenal pertama yang secara publik mendukung Corpenicus.
Tahun berikutnya, Tyco Astronom Brahe ketika ia membaca Cosmographic Mystery, Brahe terkesan dengan pemahaman Kepler tentang matematika dan astronomi, dan ia mengundang Kepler untuk bergabung dengannya di Benatky, dekat Praha, sekarang di Republik Ceko. ketika Bache meninggal, kepler mengganttikanya menjadi matematikawan kekaisaran romawi suci. Pada tahun 1609 Kepler juga menerbitkan buku Astronomia Nova atau buku tentang hukum kepler pertama dan kedua. Sepuluh tahun kemudian Kepler mengeluarkan hukum ketiganya dalam buku Harmonices Mundi. Kepler meninggal dunia tahun 1630 di Regensburg, Bavaria. Dalam masa "Perang tiga puluh tahun" kuburnya diobrak-abrik. Tetapi, hukum gerakan planitnya terbukti lebih menjadi kenangan yang lestari dari sekadar sepotong batu nisan.
B. PEMBAHASAN
1.    Hukum  I, II, dan III Kepler
Matahari merupakan pusat tata surya. Setiap planet mengelilingi matahari, dengan orbit yang berbentuk elips. Dalam mengelilingi matahari, pada waktu tertentu setiap planet akan berada pada kedudukan sangat dekat dengan matahari (perihelium) dan pada waktu tertentu pula suatu planet akan berada pada kedudukan (aphelium). Hukum hukum ini menjabarkan gerakan dua badan yang mengorbit satu sama lainnya.
1.1 Hukum Kepler I
Hukum Kepler pertama berbunya “setiap planet bergerak pada lintasan elips dengan matahari berada pada salah satu titik fokusnya”. Sedangkan kepercayaan yang berlaku pada saat itu adalah bahwa orbit harus didasari lingkaran sempurna. Tetapi sebagian besar planet mengikuti orbit yang bereksentrisitas rendah, jadi secara kasar bisa dibilang menyerupai lingkaran. Jadi, kalau lihat dari pengamatan jalan edaran planet, tidak jelas kalau orbit sebuah planet adalah elips. Namun, dari bukti perhitungan Kepler, orbit-orbit itu adalah elips, yang juga memeperbolehkan benda-benda angkasa yang jauh dari Matahari untuk memiliki orbit elips. Sebagai contoh, dulu Pluto, yang diamati pada akhir tahun 1930, terutama terlambat diketemukan karena bentuk orbitnya yang sangat elips dan kecil ukurannya.
1.2   Hukum Kepler II
Dalam model tata surya, orang yunani berkeyakinan pada keyakinan Aristoteles bahwa benda-benda di langit bergerak dengan kecepatan konstan dalam lingkaran karena itu semua adalah “gerakan alami.” Akan tetapi, hukum kepler kedua dapat digunakan untuk menunjukkan bahwa kecepatan planet berubah ketika ia bergerak sepanjang orbitnya.
Hukum kepler dua berbunyi : “Garis yang menghubungkan planet dan matahari selalu menyapu luas daerah yang sama pada selang waktu yang sama.” Dengan rumusan , dimana  adalah “areal velovity”. Misalkan sebuah planet B bergerak dari B1 ke B2 dalam waktu sebulan ketika berada di lintasan yang dekat dengan matahari, maka ketika  jauh dari matahari  dalam waktu sebulan pula planet B akan  menempuh jarak dari B3 ke B4. Luas daerah B1MB2 akan sama dengan luas daerah B3MB4.
 1.3 Hukum kepler 3
Hukum Kepler ketiga berbunyi ”untuk setiap planet, kuadrat periode revolusinya berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari matahari.” Teori ini menjabarkan tentang Planet yang terletak jauh dari Matahari memiliki perioda orbit yang lebih panjang dari planet yang dekat letaknya.
Hukum ketiga Kepler - kadang-kadang disebut sebagai hukum harmoni - membandingkan periode orbit dan jari-jari orbit planet ke planet lain dari mereka. Tidak seperti hukum Kepler pertama dan kedua yang menggambarkan karakteristik gerak dari sebuah planet tunggal, hukum ketiga membuat perbandingan antara karakteristik gerakan planet yang berbeda. Perbandingan yang dibuat adalah bahwa rasio dari kuadrat periode ke pangkat tiga jarak rata-rata dari matahari adalah sama untuk setiap salah satu planet. Hukum III Kepler dapat di tuliskan dengan rumus sebagai berikut : dengan T1 dan T2 mewakili periode dua buah planet berbeda, r1 dan r2 mewakili jari-jari.
2.    Aplikasi Hukum Kepler
Pada era modern, hukum Kepler digunakan untuk rata-rata orbit satelit dan benda-benda yang mengorbit matahari, yang semuanya belum ditemukan pada saat Kepler masih hidup (contoh: planet luar dan asteroid). Hukum ini kemudian diaplikasikan untuk semua benda kecil yang mengorbit benda lain yang jauh lebih besar.
Hukum Kepler III ini bisa kita gunakan untuk menghitung periode revolusi planet. Misalkan menghitung revolusi planet venus mengelilingi matahari. Pertama, mencari jarak rata-rata Venus ke Matahari. Bisa mencari data di berbagai sumber atau menggunakan Titius-Bode. Bila menggunakan Titius Bode, kita ketahui Bilangan Titius-Bode Venus adalah 3.  sehingga
Lalu, mengugunakan rumus Kepler, didapatkan :
3.      Hukum Kepler dan Alqur’an
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an, ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar tertentu
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ ۖ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ artinya : "Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al Qur'an, 21:33). Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu: وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ yang artinya "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam. Ini berarti matahari bergerak sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan serupa yang terencana. Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai berikut: وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الْحُبُكِ yang artinya :  "Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Sebagian besar bintang-bintang mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat itu : karena Al Qur'an adalah firman Allah.
C. PENUTUP
1. Hukum Kepler pertama berbunya “setiap planet bergerak pada lintasan elips dengan matahari berada pada salah satu titik fokusnya”.
Hukum kepler dua berbunyi : Garis yang menghubungkan planet dan matahari selalu menyapu luas daerah yang sama pada selang waktu yang sama.
Hukum Kepler ketiga berbunyi ”untuk setiap planet, kuadrat periode revolusinya berbanding lurus dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari matahari.”
2.  وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ yang artinya "Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)



DAFTAR PUSTAKA
Kafe Astronomi. 2013. http://kafeastronomi.com/materi-2/tiga-hukum-kepler. Diakses pada 23 Maret 2014.
Muharrim, Syarif.2012. http://islamagamauniversal.wordpress.com/db_cover/e_qs_051/. Diakses pada 23 Maret 2014.
RESNICK, R., and HALLIDAY, D., Basic Concepts in Relativity and Early Quantum Theory, 2nd ed. New
York: John Wiley & Sons, Inc., 1985.ROSSER, W. G. V., An Introduction to the Theory of Relativity. London: Buttersworth, 1964.
.








“THE GOD PARTICLE”
Paper halaqoh disajikan pada tanggal 4 Oktober 2013

Pengasuh:
Prof. Dr. Kyai H.Achmad Mudlor, SH


Oleh:
Himpunan Mahasiswa Prodi Fisika
Fakultas MIPA
Universitas Brawijaya & Universitas Negeri Malang




Halaqoh Ilmiah
LEMBAGA TINGGI PESANTREN LUHUR MALANG
Oktober 2013

A. PENDAHULUAN
Sebuah partikel baru ditemukan di pukulan keras atom terbesar di dunia tahun lalu adalah Higgs boson, Higgs berpikir untuk memainkan peran dalam bagaimana partikel subatomik lain mendapatkan massa mereka, para ilmuwan melaporkan pada  konferensi de Moriond di Italia . Fisikawan mengumumkan pada tanggal 4 Juli, 2012 dengan lebih dari 99 persen kepastian, mereka telah menemukan partikel elementer baru dengan berat sekitar 126 kali massa proton yang bisa menjadi lama dicari Higgs boson. The Higgs kadang-kadang disebut sebagai "god particle" atau “partikel tuhan”. Sebutan itu yang membuat  kecewa dari banyak ilmuwan, karena bisa menyinggung orang beragama.
Tetapi dua eksperimen, CMS dan ATLAS, belum mengumpulkan cukup data untuk mengatakan partikel itu, pasti Higgs boson, potongan terakhir dari teka-teki Standar, teori memerintah dari fisika partikel. Sekarang, setelah mengumpulkan dua setengah kali lebih banyak data dalam Large Hadron Collider - di mana proton zip mendekati kecepatan cahaya sekitar ring 17-mil-round (27-kilometer-round) bawah tanah di bawah Swiss dan Perancis - fisikawan mengatakan partikel itu adalah "Higgs boson". Tapi mereka belum bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa Higgs boson lainnya ada juga.
ATLAS juru bicara Dave Charlton setuju, mengatakan bahwa hasil baru "menunjuk ke partikel baru yang memiliki spin-paritas dari Higgs boson seperti dalam Model Standar." Dalam fisika partikel, "berputar" mengacu pada properti kuantum partikel dasar dan tidak rotasi fisik yang sebenarnya. Untuk mengkonfirmasi partikel sebagai memiliki karakteristik Higgs boson, fisikawan yang dibutuhkan untuk mengumpulkan ton data yang akan mengungkapkan sifat kuantum serta bagaimana berinteraksi dengan partikel lainnya.
Awal mula munculnya sebutan “partikel Tuhan” Saat Higgs menjadi dosen, Higgs tertarik dengan misteri: mengapa benda di sekitar kita memiliki berat atau massa. Pertanyaan itu terus berputar di benak. Suatu hari, ketika sedang menghabiskan liburan di Cairngorms, sebuah kawasan pegunungan di wilayah timur Dataran Tinggi Skotlandia, Higgs mengutak-atik soal teori medan yang tak tampak dan partikel itu. Higgs lalu melakukan serangkaian penelitian. Hasil penelitian itu dikemas dalam tulisan ilmiah.  Sayang tulisan itu ditolak mentah-mentah para editor. Bukan hanya ditolak jurnal ilmiah bergengsi, Higgs juga sering diejek para sahabat. Banyak kolega yang mengira dia seorang idiot, karena mengutak-atik teori medan kuantum, yang dianggap sudah kuno. Tapi dia tidak menyerah. Terus melakukan penelitian. Dan pada akhirkanya teori Higgs ini berhasil ditemukan oleh para ilmuwan yang lain, dan mereka sepakat menamakan medan tak tampak beserta partikel itu dengan sebutan,"mekanisme Higgs" dan menyebut partikel pemberi massa sebagai “Higgs Bosson”.

B.PEMBAHASAN
1.      Sejarah Teori God Particle
Teori God Particle atau partikel tuhan pertama kali dicetuskan oleh fisikawan berkebangsaan Inggris pada tahun 1964, dia adalah Peter Higgs. Berkat Leon M. Lederman seorang peraih nobel fisika yang menulis buku berjudul “ God Particle: If The Universe Is The Answer, What Is The Question” nama partikel Higgs Boson menjadi tenar sebagai “ God Particle atau Partikel Tuhan”. Disebut sebagai Partikel Tuhan sebab partikel ini sangat sulit dibuktikan keberadaannya dan partikel ini dinyatakan sebagai penyusun dasar pembentukan alam semesta. Jadi perlu diketahui bahwa partikel Tuhan ini hanyalah sebuah nama materi atomik yang menjadi dasar semua materi yang ada di alam ini, bukan sebuah partikel penyusun zat Tuhan.
Setelah lulus pada pendidikan terakhirnya di King’s Collage, London, Higgs menjadi seorang dosen. Kemudian ia tertarik dengan misteri: mengapa benda di sekitar kita memiliki massa. Hal itulah yang mendorong Higgs untuk meneliti teori medan tak tampak dan partikel pemberi massa. Dalam penelitian ini, ada beberapa ilmuan yang turut mengembangkan teori yang serupa dengan Higgs, yakni Robert Brout dan Francois Englert. Kemudian penemuan mereka dikirim ke jurnal ilmiah“The Physics Letters” yang dikelola oleh CERN (Centre For Nuclear Research) yaitu Organisasi Penelitian Nuklir di Eropa yang berkantor di Jenewa, Swiss. Namun sayangnya penelitian itu ditolak oleh pihak CERN karena teori Higgs yang sulit dibuktikan.
Usaha Higgs tidak cukup sampai di situ saja, dia tetap meneliti dan mengembangkan toeri temuannya bersama Brout dan Englert. Temuan mereka akhirnya dipublikasikan di sebuah jurnal “The Physics Review Letters” dan mereka memberi nama temuan itu “mekanisme Higgs”. Atas usahanya itu Biggs diundang oleh para fisikawan kelas dunia untuk menjelaskan teori temuannya itu di Institut for Advanced Study, AS. Dan hasilnya sangat menakjubkan, para pakar fisikawan kelas dunia itu sangat kagum dengan Biggs karena dia mampu menjelaskan teori temuannya dengan sangat relevan.
Pada mulanya Higgs sendiri tidak memberi nama partikel temuannya itu sebagai Higgs Bosson. Sebenarnya Higgs juga kurang suka jika hasil temuannya itu disebut sebagai Partikel Tuhan, karena dia sendiri telah mendeklarasikan diri bahwa dirinya adalah seorang atheis dan menurutnya nama tersebut kurang cocok jika temuannya disebut-sebut sebagai Partikel Tuhan, Higgs sadar betul bahwa penamaan ini bersifat ofensif terhadap orang beragama, dan dia menganggap bahwa penamaan itu hanya lelucon belaka.

Pada awalnya teori Higgs ini masih menjadi misteri di kalangan ilmuan fisika, karena objek partikel yang ditemukan sangat sulit dilihat meski dengan teknologi tercanggih pada masa itu. Namun, akhirnya teori Higgs berhasil ditemukan oleh CERN yang dulu pernah menolak karyanya, meskipun telah menghabiskan dana yang cukup besar. Para ilmuan yang tergabung di CERN berhasil menemukan sebuah partikel yang memiliki massa sebesar 125-126 GeV (Giga Elektron Volt yang setara dengan satuan energi milyaran elektron volt) dengan memanfaatkan Larga Hadron Collider (LHC) yaitu sebuah laboratorium pemecah partikel raksasa.

2.      Peran  God Particle dalam Pembentukan Alam Semesta
Studi yang dilakukan di dalam laboratorium LHC sebenarnya sangat sederhana. Sebuah proses penembakan dilakukan pada partikel yang diselidiki. Ketika sebuah partikel ditembak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya dan dengan energi yang sangat tinggi, partikel tersebut akan pecah menjadi kepingan sub partikel yang lebih kecil, maka akan diketahuilah  sub-sub partikel lain penyusun partikel tersebut.
Sekelompok peneliti menembak sebuah partikel photon yang bergerak dengan kecapatan mendekati kecepatan cahaya (99,999999 % mendekati kecepatan cahaya) dengan sebuah energi sebesar  7 TeV (7 Tera Electron Volt) dengan arah yang berlawanan dalam terowongan sepanjang 27 km di kedalaman 100 meter dari permukaan.
Ketika photon ditembak dengan energi ini maka akan muncullah sub-sub partikel atau debu partikel yang dianggap bertanggung jawab terhadap pembentukan berbagai fenomena yang terjadi di alam semesta. Sebuah proses pembentukan alam semesta dibuat miniaturnya ketika photon ini ditembak dengan energi sebesar 7 TeV. Konon energi yang bisa mendekati pembentukan alam semesta pada awal Big bang adalah ketika energi penembaknya ditingkatkan menjadi 14 TeV. Menurut teori yang dikembangkan ilmuwan, partikel Higgs ini menjadi agen terciptanya bintang, planet,  dan kehidupan alam semesta karena partikel itu memberi massa pada elemen partikel terkecil.
Dalam teori standar diprediksi, partikel subatom harusnya tak punya massa. Namun dalam teori lain, disebutkan, ada medan energi bernama Higgs partikel dan boson yang muncul usai tumbukkan partikel itu. Kedua entitas ini membuat sub partikel tarik menarik, dengan kata lain memberinya massa. Sebuah partikel danggap bertanggung jawab terhadap munculnya berbagai fenomena yang terjadi di alam semesta. Salah satu pertanyaan yang akan dapat dipecahkan adalah bagaimana dimensi-dimensi dibentuk di alam semesta ini. Bagaimana dimensi panjang, lebar, massa, dan waktu terbentuk. Revolusi pemahaman ini akan membawa banyak kemajuan yang luar biasa bagi umat manusia. Penguasaan ruang dan waktu akan jauh lebih mudah direalisasikan.

3.      Rahasia Penciptaan God Particle

Higgs boson adalah keping terakhir dari puzzle untuk melengkapi Model Standar Partikel Elementer, salah satu teori yang paling sukses untuk menjelaskan bagaimana partikel dasar berinteraksi dengan gaya-gaya fundamental. Sekaligus memahami asal usul alam semesta, bagaimana ia berkembang, dan bagaimana manusia ada hingga saat ini.
Ini sungguh pencapaian sulit, dan tentu saja mahal. Penelitian itu memakai Large Hadron Collider (LHC), pemercepat partikel sepanjang 27 kilometer, terkubur di bawah tanah di perbatasan Prancis dan Swiss. Dibangun dengan dana US$10,5 miliar, alat itu dipakai untuk menciptakan kembali kondisi setelah Big Bang, ledakan mahabesar, yang diduga sebagai awal penciptaan alam semesta.
Gb. Large Hadron Collider (LHC)
Untuk memahami Model Standar, kita harus mengetahui fisika didasarkan pada konsep empat gaya di alam: elektromagnetik, gaya kuat,  gaya lemah, dan gravitasi.
Model Standar menyatakan, materi terdiri dari partikel kecil yang disebut fermion. Fermion terdiri dari quark dan lepton.  Ada juga boson, yakni partikel perantara interaksi antar materi. Tiap boson membawa gaya sendiri, yakni gluon membawa gaya kuat, foton membawa gaya elektromagnet WZ boson membawa gaya lemah, dan graviton membawa gaya gravitasi.  Partikel terakhir, yakni Higgs-boson yang berperan menentukan massa.  Kecuali Higgs-boson, semua partikel dalam Model Standar sudah ditemukan
Bersandar pada hukum distribusi statistik kuantum Bose-Einstein, hasil kolaborasi fisikawan India, Satyendra Bose dan Albert Einstein, Peter Higgs pada 1960-an mencetuskan teori yang menuntut adanya partikel subatom dari suatu medan (field) yang memberikan massa ke partikel dasar – yang kelak disebut Higgs boson.
Begini cara kerjanya: partikel tak bermassa seperti foton memang tidak berinteraksi dengan medan Higgs,  tetapi partikel lain semacam elektron dan quark berinteraksi dengan medan itu menghasilkan massa sesuai sifat interaksinya. Semakin besar interaksi partikel, makin besar massanya.
Pada 13,7 miliar tahun lalu, sesaat setelah dentuman terjadi (Big Bang), semesta yang panas terisi oleh hamparan partikel. Tanpa kehadiran Higgs boson, maka quarks tidak akan terkombinasi membentuk proton atau neutron. Kemudian, proton dan neutron pun tak akan terkombinasi dengan elektron membentuk atom. Tanpa atom, maka molekul dan materi pun tidak akan terbentuk. Atau dengan kata lain: tak ada galaksi, tak ada bintang, tak ada planet, tak ada kehidupan di muka Bumi.
C. PENUTUP
The God particle (partikel Tuhan atau Higgs Bosson) merupakan inovasi baru yang ditemukan oleh Peter Higgs sebagai pembuktian atas teorinya medan tak tampak dan partikel pemberi massa. Penemuan ini akhirnya diakui oleh para ilmuan di seluruh dunia sebagai partikel dasar pembentukan alam semesta yang didukung pula dengan teori big bang.
Partikel ini disebut sebagai partikel Tuhan sebab partikel ini sangat sulit dibuktikan keberadaannya dan partikel ini dinyatakan sebagai penyusun dasar pembentukan alam semesta. Jadi perlu diketahui bahwa partikel Tuhan ini hanyalah sebuah nama materi atomik yang menjadi dasar semua materi yang ada di alam ini, bukan sebuah partikel penyusun zat Tuhan.

















DAFTAR PUSTAKA
Al-Aziz, Nurdin. 2012. http://partikel-tuhan-477340.html. Diakses pada 1 Oktober 2013.
Darmansyah. 2013. http://analisis-partikel-tuhan-belum-selesai.html. Diakses pada 14 September 2013.
 Jeackle, Ted. 2007. The God Particle: The Discovery And Modelling of The Ultimate Prime Particle. USA: Universal Pubisher.
Leksono, Ninok. 2012. http://Partikel.Higgs.dan.Konsekuensi.Ilmiahnya.html. Oktober 2013.
Leon M. Lederman. 1993. God Particle: If The Universe Is The Answer, What Is The Question. New York: For Evan and Jayna.
Wijaya, Gempar Ika. 2011. http://God Partikel   Kunci Pembuka Alam Semesta _ artikeltulisan.html. Diakses pada 1 Oktober 2013.




Popular Posts

infotainment ^_^

Breaking News